Laman

Fungsi dan Manfaat Habbatussauda (bag. 6)

7. Sebagai antiperadangan dan antinyeri
Banyak studi yang telah dilakukan untuk meneliti dan mengevaluasi efektivitas ekstrak nigella sativa sebagai antiinflamasi/peradangan dan antinyeri/analgesia, dan hasilnya membuktikan bahwa nigellone - suatu polimer karbonil dari thymoquinone, dithymoquinone, thymohydroquinone (zat-zat aktif yang terkandung dalam ekstrak nigella sativa) dapat berfungsi sebagai fasilitas antiinflamasi dan zat yang diharapkan untuk pencegahan dan pengontrolan pada penyakit-penyakit asma bronkhial dan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi alergi. Di Arab Saudi dan negara-negara tetangganya telah menggunakan ekstrak nigella sativa sebagai obat anti asma bronchial. Indikasi ini juga bersamaan dengan penggunaannya sebagai pengobatan topical (pengobatan melalui jaringan kulit) untuk mengatasi keluhan nyeri dan kekakuan pada sendi-sendi tulang tubuh.
Salah satu studi yang dilakukan oleh Houghton et al pada hewan uji tikus melaporkan bahwa ekstrak minyak nigella sativa dengan zat aktifnya thymoquinone dapat menghambat aktivitas jalur cyclooxygenase (COX) dan 5-lipooxygenase (5-LOX) dari metabolisme arakhidonat sel-sel leukosit peritonealnya, yang ditunjukkan melalui mekanisme penghambatan dosis dependen formasi thromboksan B2 (Tx-B2) dan leukotriens B4 (LTs-B4). Studi ini kemudian dilanjutkan oleh Mutabagani, El-Mahdi, dan AL-Ghamdi yang memperkuat hasil studinya, bahwa ekstrak minyak nigella sativa memang dapat menghambat aktivitas jalur COX dan 5-LOX dari metabolisme arakhidonatnya tersebut, dan hasilnya relative sebanding dengan efek dari penggunaan indometacine dan aspirine - keduanya termasuk obat antiinflamasi non steroid (AINS).
Menurut Houghton et al dalam salah satu studinya menyatakan bahwa mekanisme antiinflamasi dari ekstrak minyak nigella sativa berhubungan dengan penghambatan pada pembentukan zat (sintesis) eicosanoid, sedangkan mekanisme antinyeri (analgesia) dari ekstrak minyak nigella sativa berhubungan dengan aktivasi reseptor opiate pada system saraf pusat (otak), yaitu reseptor-reseptor supraspinal mu 1 [?1] (yang dapat menimbulkan efek-efek analgesia [penghilang rasa nyeri], euphoria [rasa senang hati/gembira], dan penurunan suhu [hipotermia]) dan kappa-opioid (yang dapat menimbulkan efek-efek spinal analgesia, depresi [menurunkan frekwensi] nafas, miosis [mengecilkan bola mata/pupil], dan hipotermia), yang mana aktivasi ini dapat diperoleh dari efek antinosiseptik ekstrak minyak nigella sativa, dan juga dari efek-efek antagonis pada obat-obatan naloxone, naloxonazine dan nor-binaltorphimine. Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei sekitar 20 sampai 30 pasien yang mengalami pegal linu (myalgia) dan rematik (rheumatoid arthritis).
Alhamdulillah, pasien mengalami penyembuhan rata-rata minimal setelah penggunaan selama 3 sampai 4 minggu. Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 80 – 100 mg/kg berat badan, dibagi dalam 3 kali pemberian dengan cara diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dengan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.
8. Sebagai antihistamin
Studi mengenai efek antihistamin pertama kali dilakukan oleh El-Dakhakhany, yang melaporkan bahwa thymoquinone – salah satu zat aktif dari nigella sativa – dapat menghentikan proses penyempitan saluran nafas (bronchospasme) yang telah terinduksi oleh histamin pada musang. Hasil studi lainnya yang dilakukan secara in vitro oleh Chakarvati menunjukkan bahwa nigellone – salah satu polimer karbonil thymoquinone – secara efektif dapat melepaskan histamin dari sel-sel mast (basofil) darah melalui penurunan kadar kalsium intrasel dan penghambatan aktivitas protein kinase C.
Penulis mendapatkan data dari hasil studi ilmiah terbaru berdasarkan penelitian mutakhir pada tahun 2008, yang dilakukan oleh Arantrinita di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang menunjukkan bahwa pemberian habbatus sauda’ (minyak jinten hitam) dengan dosis 30 ?/20 g berat badan pada seekor mencit per hari terbukti dapat menurunkan angka limfosit CD4+ bronchus mencit Balb/C model alergi inflamasi.
Hasil dari studi-studi tersebut juga menunjukkan bahwa efek-efek yang dapat ditimbulkan tersebut, bersamaan dengan efek-efek antiinflamasi dan analgesia, dapat mendukung penggunaan ekstrak nigella sativa untuk pengobatan penyakit-penyakit eksim (dermatitis kontak alergi), asma bronkhial, akibat sengatan kalajengking serta laba-laba, dan akibat gigitan kucing, anjing, serta ular.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei penyembuhan pasien-pasien yang mengalami batuk-pilek alergi dan biduran (urtikaria), sekitar 40 sampai 50 pasien. Alhamdulillah, setelah satu kali 24 jam mengonsumsi habbatus sauda’ pasien mengalami penyembuhan. Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 80 – 100 mg/kg berat badan, yang dibagi dalam 3 kali pemberian pada pasien dengan cara diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.
9. Sebagai obat penyakit asma bronkhial
Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, bahwa di Arab Saudi dan negara-negara tetangganya telah menggunakan ekstrak minyak nigella sativa sebagai obat antiasma bronkhial. Hasil dari beberapa studi menunjukkan bahwa nigellone – sebagai suatu polimer dari thymoquinone – terbukti berperan sebagai suatu zat pencegah (profilaksis) dan pengobatan yang terbaik untuk penyakit-penyakit asma bronchial dan bronchitis asmatis, dan ternyata penggunaannya lebih efektif diberikan pada penderita anak-anak dibandingkan pada penderita dewasa.
Hasil studi lainnya yang dilakukan oleh El-Tahir et al pada hewan uji tikus menunjukkan bahwa ekstrak minyak nigella sativa secara sentral dapat memperbaiki pernafasan dan tekanan saluran nafas (intra trakhea), yang mana efek ini hamper sama dengan efek yang ditimbulkan oleh endometacine, hydrocortisone, dan diethyl carbamazine (obat-obatan antiinflamasi/peradangan) dan berlawanan dengan efek yang ditimbulkan oleh mepyramic, atropine, dan reserpine.
Hasil studi mutakhir yang dilakukan oleh Aqel, MB dam Smith, LJ juga melaporkan bahwa mekanisme ekstrak nigella sativa dan tanaman obat-obatan (herbal medicine) lainnya untuk menyembuhkan penyakit asma bronchial ditunjukkan melalui penghambatan aktivitas jalur cyclooxygenase (COX) dan lipooxygenase (LOX) dari metabolisme arakhidonat dan leukotriens (LTs) yang merupakan salah satu zat biokimia yang memproduksi terjadinya proses inflamasi dan penyempitan pada saluran nafas – yang kekuatannya 1000 kali zat histamin, dan pelepasan zat-zat histamin dari sel-sel mast (basofil) darah secara kuat.
Penulis mendapatkan data dari hasil studi ilmiah terbaru berdasarkan penelitian mutakhir tahun 2008, yang dilakukan oleh Arantrinita di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang menunjukkan bahwa pemberian habbatus sauda’ (minyak jinten hitam) dengan dosis 30 ?/20 g berat badan pada seekor mencit per hari terbukti dapat menurunkan angka limfosit CD4+ bronchus mencit Balb/C model alergi inflamasi.
Penulis juga mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien asma bronkhial, sekitar 6 sampai 7 pasien. Alhamdulillah, mengalami perbaikan yang bermakna dalam waktu satu kali 24 jam setelah pemberian habbatus sauda’. Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 80 – 100 mg/kg berat badan, yang dibagi dalam 3 kali pemberian pada pasien dengan cara diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.
Bersambung ke bagian 7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar