Laman

Fungsi dan Manfaat Habbatussauda (bag. 3)

3. Sebagai antidiabetes mellitus (penyakit kencing manis)
Salah satu studi yang dilakukan oleh Al-Awadi dan Gumma (di institusi kedokteran, yang berhubungan dengan diabetes mellitus di Kuwait) melaporkan bahwa penggunaan nigella sativa dikombinasikan dengan beberapa tanaman obat (herbal medicine) lainnya (yang terdiri dari Myrr, Gum Olybanum, Gum Asofeetida, dan Aloe), pada tikus yang menderita diabetes mellitus, dapat menimbulkan efek hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) secara bermakna.
Dari studi diabetes mellitus lainnya menunjukkan bahwa terjadinya efek hipoglikemia pada pemberian nigella sativa ditentukan melalui adanya mekanisme aksi dari nigella sativa yang menghambat terjadinya proses glukoneogenesis (pembentukan glikogen [gula darah] baru dari pemecahan-pemecahan lemak dan protein tubuh) di hati. Volatile oil yang terkandung dalam ekstrak nigella sativa juga menimbulkan efek hipoglikemia yang bermakna pada hewanhewan uji kelinci yang menderita diabetes mellitus dan telah terinduksi oleh aloxan (tanpa adanya efek perubahan pada insulinnya).
Pada studi lebih lanjut, Bamosa et al melaporkan terjadinya penurunan kadar gula darah pada orang sehat yang menerima nigella sativa dengan dosis 2 x 1 g/hari. Studi paling mutakhir terpublikasi, yang dilakukan pada 55 penderita diabetes mellitus oleh Tissera MHA et al tahun 1998, melaporkan terjadinya penurunan kadar gula darah secara bermakna pada 72,7 % dari penderita diabetes mellitus yang menerima ekstrak minyak nigella sativa dengan dosis pemberiannya 2 x ½ sendok teh (2,5 ml)/hari , dengan cara diminum selama sebulan.
Sementara itu, terdapat juga studi yang pernah dilakukan di Indonesia, yaitu studi uji klinis efek hipoglikemia ekstrak jinten hitam (nigella sativa) pada penderita diabetes mellitus tipe 2, yang dilakukan oleh Ahmad dan Yasin, pada tahun 1998 di SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya – RSUD Dr Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur.
Studi tersebut dilakukan untuk mencari obat alternatif yang mampu mengendalikan kadar glukosa darah dengan menggunakan tanaman tradisional, dan untuk membuktikan efek hipoglikemik ekstrak jinten hitam (nigella sativa) pada penderita diabetes mellitus tipe 2 tersebut. Desain studi ini adalah uji klinis fase 2, open-lable, dengan jumlah subjek uji 5 orang penderita diabetes mellitus tipe 2 yang sativa (berasal dari Yayasan Achmad Ismail, Jeddah, Arab Saudi) dalam bentuk sediaan larutan suspensi dengan dosis pemberian 60 ml dengan cara diminumkan ke pasien setiap hari, dalam waktu 4 bulan.
Hasil yang didapat dari studi ini adalah pemberian ekstrak nigella sativa (sediaan larutan tersuspensi) pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan dosis pemberian 60 ml setiap hari secara bermakna dapat menurunkan kadar gula darah (efek hipoglikemik) pada menit ke-90 dan ke-150 (p < 0,05 [p = 0,035 dan 0,026]) setelah diminumkan. Sedangkan pada menit ke-30 setelah penerimaan ekstrak tersebut tidak memberikan nilai yang bermakna (p > 0,05 [p = 0,180]).
Kemudian dari sisi keamanan (safety) dari pemberian ekstrak tersebut selama masa studi tidak ditemukan adanya keluhan atau efek samping obat (adverse event drugs) yang bermakna pada semua subjek ujinya. Selanjutnya, hasil studi tersebut dapat disimpulkan bahwa efek kerja (efficacy) dari ekstrak jinten hitam (nigella sativa) belum nampak jelas pada menit ke-30 pasca pemberiannya.namun demikian, efek kerjanya mulai jelas terlihat setelah menit ke-90 pasca pemberiannya, dan efek kerjanya semakin jelas dan meningkat setelah menit ke -150 pasca pemberiannya.
Mekanisme hipoglikemiai yang terjadi selama masa studi tersebut masih diperkirakan pada beberapa aspek, yaitu menurunkan angka glukoneogenesis (proses pembentukan gula darahyang terjadi melalui pengubahan senyawa-senyawa yang bukan dari jenis glukosa [seperti lemak dan protein] dari tempat penyimpanan atau cadangannya di dalam tubuh), meningkatkan glikolisis (proses penghancuran glukosa di dalam suatu sel atau jaringan tubuh, yang akan digunakan sebagai salah satu bahan untuk memungkinkan terjadinya proses metabolisme tingkat selnya) di jaringan perifer, menghambat pengeluaran hormon kontra regulator, meningkatkan sekresi insulin, meningkatkan sensitivitas insulin pada sel-sel otot dan hati, dan menghambat proses absorbsi (penyerapan) glukosa di usus.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien kencing manis (diabetes mellitus) kronis, sekitar 5 sampai 10 pasien yang menerima habbatus sauda’, alhamdulillah, dari pasien yang telah divonis dokter dengan komplikasi sistemik (menyeluruh ke seluruh tubuhnya), dengan adanya borok yang sangat berbau (ulkus gangrene diabetes mellitus), kelainan nyeri dada (ischemic heart disease) dan stroke ringan-sedang, serta pengobatan rutinnya dengan insulin, sampai pasien diabetes mellitus berderajat ringan-sedang, dapat distabilkan/dinormalkan kadar gula darahnya, rata-rata minimal setelah pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) 1,5 hingga 2 bulan, dengan dosis pemberian 200 – 300 mg/kg berat badan, dibagi dalam 3 kali pemberian dengan cara diminum, setelah makan, dan juga dapat dikombinasi dengan minyak zaitun dengan dosis 3 kali dengan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.
Bersambung ke bag 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar